Monday, June 4, 2007

Lambang Burung



Lambang Kaligrafi Burung merupakan ciri khas dari Bpk. Gondo Soewandito. Pada kaligrafi burung terdapat 4 buah kaki, dimana satu buah kaki diantaranya agak menjorok ke dalam. Hal itu menggambarkan ada 4 nafsu, yaitu: Nafsu Sufiah (letaknya di mata, warnanya kuning), Nafsu Amarah(letaknya di kuping, warnanya merah), Nafsu Lawamah (letaknya di mulut, warnanya hitam) dan Nafsu Mutmainah (letaknya di hidung, warnanya putih). Hanya Nafsu Mutmainah yang mengajak ke arah yang benar. Tiga nafsu lainnya cenderung megajak ke arah yang merugikan.

Nafsu dinyatakan sebagai hiasan hidup. Maka tidak harus dimatikan, tetapi perlu untuk dikendalikan. Nafsu hendaknya dijadikan pendorong, berupa tekad yang kuat untuk maju dalam meraih sukses hidup dunia dan akherat.

Burung yang hendak terbang ke angkasa membutuhkan kekuatan tertentu untuk melontarkan badannya ke udara. Untuk itu dibutuhkan adanya tumpuan, misalnya dahan sebuah pohon. Tumpuan ini dilukiskan oleh tiga buah garis di bawah kaki burung pada kaligrafi. Kiranya hal itu sama dengan kalau orang akan meluncurkan roket ke bulan misalnya. Agar dapat meninggalkan tempat peluncuran, dibutuhkan ledakan yang melebihi kekuatan daya tarik bumi. Itupun tidak dapat langsung menuju sasaran. Disebabkan oleh adanya daya tarik bumi, maka sebelum meninggalkan orbit bumi, roket akan terbang mengelilingi bumi beberapa kali. Pertama dalam bentuk elips, kemudian menuju lingkaran yang kian membesar, sampai pada suatu saat di mana daya tarik bumi mencapai titik terlemah, kembali diadakan ledakan, agar roket dapat keluar dari orbit bumi dan masuk ke orbit bulan. Tumpuan bagi burung atau ledakan untuk meluncurkan roket mempunyai persamaan dengan tekad yang bulat yang tidak tergoyahkan dalam usaha untuk mencapai suatu cita-cita atau ideal bagi manusia.

Burung dalam kaligrafi mempunyai jambul yang terdiri dari tiga garis di atas kepala, yang menunjukkan tri tunggal. Dalam pengertian Islam terdiri dari Allah, Muhammad dan Adam, yang mulai tampil sewaktu Tuhan mulai menggelar jagad raya ini. Sebelumnya yang ada hanyalah gelap gulita dan kesunyian meliputi suasana. Yang ada untuk pertama kalinya adalah Nur. Nur itu datang dari Allah, maka disebut Nurullah. Ia itu Ruh yang mempunyai sifat terpuji, oleh karena itu disebut Muhammad. Muhammad pada gilirannya juga memancarkan Nur, disebut Nur Muhammad. Ini adalah hakekat Adam. Dalam hal ini kata "Adam" maksudnya bentuk alam tiga dimensi. Misalnya bentuk jagad raya, bentuk manusia, dan bentuk negara.

Demikian penjelasan tentang lambang burung.

Sesepuh PPS Panca Daya





Bapak R. Gondo Soewandito (Alm.)
Lahir di Gondang Legi, Malang
Tanggal : 15 Mei 1914
Kediaman: Jl. Raya Sawangan No.7, Depok
Meninggal: 21 Juli 2001

Cabang-cabang PPS Panca Daya

Cabsus. Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila
Jl. Raya Srengseng Sawah Jakarta Selatan
Tempat Latihan : Balai Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Hari : Rabu dan Sabtu, Jam 16.30-19.30 WIB
Sekretariat Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) no. 13
Ketua : Sdr. Andhika Telp: (021) 87794181 HP: 0813 88225747

Cab. SMKN 41
Jl. Kompek Timah
Pondok Labu Jakarta Selatan
Tempat Latihan : Lapangan SMKN 41
Hari : Minggu, Jam 14.30-17.30 WIB
Ketua : Sdri. Yani
Contact Person : Sdr. Narto HP : 02198820082

Kelompok Diskusi (Ex-Otista)

Tempat : Rumah Bp. Kusmartono
Jl. Kalibata Timur (Empang III) No 49
Kalibata Jakarta Selatan
HP: 0811101787

Atau

Rumah Ibu Moesigit
Komplek Vila Pejaten Mas No. A 14
Pasar Minggu Jakarta Selatan
Telp. (021)780 2635
Hari : Minggu jam 09.00-11.00 WIB atau 16.00-19.00 WIB
Contact Person : Bp. Haris Eko HP: 08161618514

Cabang Condet

ketuanya Bpk. Ipunk Basuki Purnomo

Tempat Latihan di SDN 011, Untuk Lebih Lengkapnya Bisa
ditanyakan pada ketua kami langsung di nomor (021) 8015002, 0815-8617-2828

Cabang Sukabumi

Alamat Surat : Jl. Veteran I gg Kaum IV no 88
Sukabumi 43111 Jawa Barat
Tempat Latihan :
SMAN 2
Jl. Karamat no 93
Hari : Sabtu, Jam 15.00-17.00 WIB
Ketua Cabang : Drs. Agus Syarif Mulyadi, PhD
Contact Person : Sdr. Beri Hendari HP:085659528698

Cabang Tasikmalaya
Jl. Raya Garut-Tasikmalaya KM 2
Kp. Tagog RT 10/03 No 109
Kec. Salawu Tasikmalaya Jawa Barat
Ketua : Bp. Ishak Suhendra Telp. (0256) 547925 HP: 0816 4214258

Cabsus. Paksikaton Alun-alun Selatan

Gamping

Taman Siswa

Yogya Barat

Cabang Wonosari, Gunungkidul
d.a Bpk SUTO NURCAHYO
Jln. Gereja no.4b, Purbosari, Wonosari, GK
Telp. (0274) 391265


Cabang Magelang
Anak cabang Secang
Diwak Pirikan Secang
Ketua : Bp. Zaenuddin Telp. HP 08122759370

Cabang Surakarta
sekretariat: jalan srigunting IV gremet, surakarta

Tempat latihan : sebelah barat stadion manahan (dekat velodrom)

hari rabu dan sabtu pukul 16.00 - 18.00

ketua : bp. Nugroho Sinung

no telp. 0271 723835, 081329339332

Cabang Bontang
Hari : Minggu malam (malam senin), jam 08.00 wita.
tempat latihan kami di lapangan Tinju Loktuan

Ketua: Bpk.H.M.Mucthar Jl. Slamet Riyadi No.28 RT.43 Loktuan Bontang Kaltim (Belakang Muchtar ).
Contact Person : M. Sueb 0548-5116088 /
0811583812, Bpk.Mucthar ( 081347663165 )

Cabang Pontianak
Tempat : Rumah Bp. Sarwono

Cabang lampung

Alamat Sekretariat:

PT. Great Giant Pineapple

Jalan Raya Menggala KM 77

Terbanggi Besar Lampung Tengah

Telp. 0725) 571001 ext.3811 dan 3010

Ketua Umum Bp. Letkol Inf.(Purn)Koesno

Ketua harian Bp. Drs. Adi Dharma, Ak.
adapun tempat-tempat latihannya :
1. Lapangan Central PT.GGP Terbanggi Besar.
2. Lapangan Divisi III Gunung Madu Plantation
3. Proyek Bandung lampung Tengah
4. Lapangan PROKIMAL lampung Utara
Adapun telp. yang dapat dihubungi. Bhayu SA. 08127913314
Bp. Adi Dharma 0812 720 8998

Cabang Singapura

467 Tampines St 44, #03-134

Singapore 520467

Tel(rmh): 65-6588 1617

Hp: 65-9824 9003

Ctc : Hasan Ishak


Cabang Netherland
tempat diskusi dan sekretariat:
D.S. Kristanto
Wisseloord 113
1106 MA Amsterdam
+31-20-6979094

SH.Liem (Hans Mukarno)
Ladogameerhof 96
1060 PJ Amsterdam
+31-20-6670776
+31 -6 –33216088



CITRA MANUSIA PANCA DAYA

  1. Pengamal dan Pengaman Pancasila
  2. Penegak Kebenaran dan Keadilan
  3. Menjunjung tinggi dan mengembangkan rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk Tuhan
  4. Konsekuen dalam satunya kata dan perbuatan
  5. Rendah hati, sopan santun, dan sabar
  6. Mampu menjadi panutan bagi lingkungannya
  7. Tekun dalam menuntut ilmu pengetahuan demi peningkatan harkat dan martabat bangsa

Sunday, June 3, 2007

Mengenal PPS Panca Daya

Pendahuluan
Dalam usianya yang relatif muda, PPS. Panca Daya telah mengembangkan sayapnya hampir
ke seluruh pelosok tanah air yang kita cintai ini. Sebagian besar dari para ikhwan hanya tertarik
pada tenaga dalam untuk kepentingan beladiri semata. Padahal tenaga dalam yang kita manfaat-
kan adalah perwujudan dari kenyataan
bahwa manusia sesungguhnya tiada daya dan tiada upaya, melainkan hanya bersandar pada kekuasaan Tuhan yang tiada batas. Maka kita sebut Tenaga Dalam Sejati. Tenaga ini bisa dipergunakan untuk mencukupi berbagai keperluan yang meliputi segenap seluk-beluk hidup. Singkat kata, diperlukan untuk mencapai sukses dalam hidup di dunia dan akhirat, apa pun profesi seseorang di tengah-tengah masyarakat.

Tujuan didirikan PPS. Panca Daya
PPS. Panca Daya didirikan di Depok (Jawa Barat) pada tanggal 1 November tahun 1989,
dengan tujuan:
1. Untuk ikut serta memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,
2. Untuk ikut serta melestarikan dan mengembangkan kebudayaan asli bangsa sendiri, khususnya Seni Beladiri Pencak Silat, termasuk nilai-nilai luhur yang terdapat di dalamnya, dan
3. Untuk ikut membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan PANCASILA dan UUD 1945.

Aktivitas PPS. Panca Daya
Manusia terdiri dari jiwa dan raga, dua sisi dari hidup manusia yang saling menggenapi. Masing-masing mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi keduanya juga membutuhkan pegangan untuk kepentingan bersama, yaitu agar keduanya tetap bersatu setidak-tidaknya selama mungkin, sehingga dapat memperpanjang usia dan membuat diri awet muda. Oleh karena itu, di samping berolahraga kita pun berolah jiwa. Secara umum yang termasuk olah jiwa adalah:
1. Olah Cipta (logika) : hal ini diperlukan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah,
2. Olah Rasa (estetika) : hal ini diperlukan untuk membedakan antara yang indah dan yang buruk,
3. Olah Karsa (etika) : hal ini diperlukan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat.

Ketiganya diperlukan untuk mengerti cara berpikir yang korek, untuk membentuk akhlak yang tinggi, dan untuk membangun kepribadian yang kuat, sehingga tidak mudah hanyut terbawa oleh arus globalisasi.

Namun, kita tidak boleh berhenti di situ saja. Sesuatunya hanya diperlukan sebagai persiapan
(pra-conditioning) untuk dapat mengerti azas dan tujuan hidup. Dasarnya adalah iman, karena manusia dan hidupnya tidak mungkin dapat dipisahkan dengan adaNya dan keberadaan Tuhan dalam tatanan hidupNya.

Perihal iman
Secara umum iman artinya percaya, tetapi kita tidak percaya kepada sesuatu yang absurd. Kita hanya percaya kepada sesuatu yang mungkin. Jadi iman itu harus berdasar, sehingga dapat dipertanggung-jawabkan baik terhadap sesama manusia maupun Tuhan. Iman sifatnya metarasional.

Iman itu harus berbuah dan buahnya harus dapat dipetik dan dinikmati sekarang juga selagi hayat masih dikandung badan. Bila iman kita berbuah, itu dapat dijadikan tanda bahwa iman kita betul dan amal kita diterima oleh Tuhan. Iman yang tidak berbuah adalah iman yang mati.
Iman harus disertai dengan ilmunya. Ilmu harus diamalkan. Jadi iman, ilmu, dan amal harus berjalan setapak. Hanya iman demikian itulah yang dapat berbuah!

Untuk keperluan tersebut harus diperhatikan firmanNya yang mengatakan, bahwa
tidak seorang pun beriman, kecuali dengan ijin Allah. Nah, sudahkah kita beriman seijin Allah? Lalu bagaimanakah iman seijin Allah itu?

Untuk mengerti hal tersebut, kita harus mem-perhatikan pula firmanNya yang lain. Dalam firmanNya yang lain dikatakan, bahwa
Tuhan tidak akan mem-biarkan seorang beriman sesukanya sendiri. Itu berarti, bahwa telah ada aturan yang telah dite-tapkan olehNya untuk ditaati, agar imannya berbuah!

Aturan tersebut adalah aturan hidup. Hidup sifatnya menjadikan. Yang dijadikan adalah apa yang menjadi cita-cita kita, suatu ideal, atau apa pun yang menjadi tujuan perbuatan. Maka aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya itu kita namakan Aturan Kejadian.

Iradat (kehendak) Tuhan itu tunggal
Iradat Tuhan ialah agar manusia, siapa pun dia, dalam menjalankan dharmanya hidup, mentaati Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya. Menjalankan iradatNya itu disebut mengabdi (beribadat). Dengan menjalankan iradatNya seseorang akan disertai oleh kodrat (kekuasaan)Nya. Adapun yang mewujudkan kodratNya adalah daya yang menjadikan jagad raya ini. Ia menjadikan dari tidak ada menjadi ada, dalam arti bahwa yang semula baru berupa ide, sesuatu yang abstrak, kemudian menjadi sesuatu yang kongkrit. Maka kita namakan daya tersebut Daya Menjadikan Ex Nihilo. Inilah yang di PPS. Panca Daya kita angkat sebagai Tenaga Dalam Sejati.

Tenaga tersebut sudah ada pada diri setiap manusia semenjak lahir
. Tenaga itulah yang menjadikan pada awal mulanya, kemudian mempertahankan adanya, menjaga keutuhannya, dan bahkan mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Namun kebanyakan dari manusia tidak mengetahuinya. Maka kebanyakan juga tidak dapat memanfaatkannya. Keadaannya masih laten.

Padahal tenaga tersebut disediakan bagi manusia untuk dimanfaatkan sebagai kemenangan yang dijanjikan oleh Tuhan. Jadi sesuatunya ada kaitan dengan ikatan janji antara manusia dengan Tuhan. Aturan Kejadian itulah yang dijadikan ikatan janji antara keduanya. Di satu pihak Tuhan akan memerintah dengan berpegang teguh para aturan tersebut. Di lain pihak, manusia akan mengabdi kepadaNya dengan mengikuti aturan yang sama.
Apabila manusia memenuhi janjinya, yaitu melaksanakan Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya, ia dijadikan khalifah di muka bumi dan diberi hak untuk menggunakan tenaga dalam sejati dalam memenuhi amanatNya.

Fungsi aturan kejadian
Aturan Kejadian itu tiada berubah-ubah (kekal). Sesuatu yang kekal sifatnya selalu rohaniah, universal, dan mutlak. Berpegang pada Aturan Kejadian tersebut, Tuhan menjadikan tiap sesuatu dengan bertolak pada suatu titik yang sama. Setelah segala sesuatu terjadi, yang dalam keseluruhannya disebut jagad raya ini, semuanya dikendalikan dari titik yang sama pula. Itu berarti, bahwa persatuan dan kesatuan merupakan hukum fundamental dalam hidup.

Berdasarkan aturan itu juga, Tuhan menjadikan berbagai jenis mahkluk dengan bentuk beraneka ragam, tetapi yang berlaku adalah prinsip BHINEKA TUNGGAL IKA. Bentuk yang berlainan tidak dimaksud untuk memisahkan, tetapi untuk membedakan, sehingga terdapat pemandangan bagaikan warna-warni bunga yang menghiasi sebuah taman. Segala sesuatu disusun dalam urutan hierarkis yang tepat, sehingga terdapat harmoni. Tuhan menciptakan berbagai agama tentunya juga dengan maksud yang sama, maka menggalang dan memelihara kerukunan antarumat beragama menjadi keharusan dalam kita menjalankan Aturan Kejadian sebagai aturan yang telah ditetapkan olehNya.


Semua mahkluk ciptaan Tuhan tunduk kepada satu titik (lihat gambar). Hal tersebut menunjukkan Bahwa Allah yang satu itu adalah Tuhan untuk semua makhluk ciptaanNya, dan khususnya bagi manusia siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya. Itulah kenyataan prinsip meng-Esakan Tuhan, yang terpancang sebagai Sila I pada PANCASILA atau TAUHID sebagai tujuan setiap agama wahyu. Jadi prinsip meng-Esakan Tuhan atau TAUHID itu tidak cukup hanya diucap saja, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa persatuan dan kesatuan di antara sesama manusia, siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya. Fungsi Aturan Kejadian adalah utnuk mewujudkan TAUHID!

Jalannya kodrat
Tuhan menjadikan berdasarkan kasih. Kasih mempunyai daya tarik. Karena adanya daya tarik dari awal kejadian, maka semua gerak yang ada di alam semesta ini berjalan melingkar. Gerak melingkar ini tidak akan berhenti berjalan sebelum akhirnya kembali bertemu dengan awalnya. Kenyataan ini yang melahirkan pengertian Ya Awal Ya Akhir. Setelah Awal dan Akhir bertemu, maka daya menjadikan kemudian meluncur ke dalam dan menjadi titik tengah dari lingkaran yang telah dibuatnya.

Dengan demikian, kita tahu bahwa jalannya kodrat merupakan gerak melingkar mencari titik tengah (
gerak sentripetal), yang mempunyai sifat mempersatu. Dengan adanya gerak sentripetal tersebut, maka daya tarik yang memencar dari awal kejadian berkembang menjadi lima daya, yaitu:
1. Daya Umum
2. Daya Tolak
3. Daya Tarik
4. Daya Sirep/merobohkan, dan
5. Daya Angkat

Kenyataan inilah yang mengilhami jatidiri PPS. Panca Daya dan sekaligus melahirkan lima jurus dasar yang menjadi ciri khasnya!

Setiap lingkaran yang telah dibuatnya menggambarkan suatu kejadian, termasuk kejadian manusia, baik selaku individu maupun dalam keseluruhan sebagai umat manusia. Setiap sesuatu dijadikan dengan bertolak dari titik yang sama. Maka keseluruhan pun dijadikan dari titik itu pula. Titik tersebut dinamakan awal (benih) segala kejadian. Awal segala kejadian itu kemudian menjadi titik tengah dari tiap lingkaran. Titik tengah itu pada manusia selaku individu adanya di kedalaman diri sendiri.

Dari titik tengah itulah tiap sesuatu, termasuk manusia selaku individu dipertahankan adanya, dijaga keutuhannya, dan dicukupi segala kebutuhannya. Kenyataan demikian itu akan terus berlangsung, asalkan tidak dirusak oleh pikiran manusia yang tidak sejalan dengan iradat dan kodratNya.
Pikiran, perasaan, kata-kata, dan perilaku yang mengandung benih perpecahan, merusak persatuan dan kesatuan, bertentangan dengan jalannya kodrat serta menyalahi TAUHID (Oneness).

Perlu diperhatikan, bahwa
melalui Aturan Kejadian Tuhan mempunyai rencana yang indah dan sempurna demi kepentingan umat manusia. Apabila kita bertekad untuk melaksanakan Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Tuhan, maka pikiran-pikiran benci, iri, dengki, buruk sangka, dendam, ria, sombong, dan lain-lain serupa yang tidak sejalan dengan rencana Tuhan tidak boleh ada. Akan tetapi apabila pikiran-pikiran negatif semacam itu masih ada, kemungkinan besar seseorang akan kehilangan perlindungan dari Tuhan yang berarti tenaga dalam sejatinya tidak akan berfungsi sebagaimana diharapkan pada saat diperlukan. Maka dalam hal kegagalan, tidak seorang pun yang dapat disalahkan, kecuali diri sendiri. Adapun usaha terbaik adalah dengan jalan introspeksi!

Tuhan tidak mengenal diskriminasi
Berasal dari ide Tuhan, Aturan Kejadian itu hidup, menghidupkan (membuat hidup), dan menghidupi (mencukupi segala kebutuhan hidup). Maka kita tidak dapat hidup dari makanan jasmani saja, tetapi terutama dari firman-firmanNya.

Aturan Kejadian berlaku bagi Tuhan maupun bagi manusia. Ditinjau dari sudut manusia, ia mengabdi. Manusia diciptakan untuk mengabdi semata-mata,
oleh karena itu maka segenap hidup manusia harus diabdikan kepadaNya. Hal ini hanya bisa terwujud, bila seseorang berpegang teguh pada Aturan Kejadian tersebut dalam menjalankan dharmanya hidup. Dalam hal ini, kita mengabdi kepadaNya, tetapi sasaran pengabdiannya adalah masyarakat dan alam sekitarnya.

Maka
setiap anggota PPS. Panca Daya harus mempunyai kepedulian sosial yang besar. Itulah sebabnya, maka setiap kali kita memperingati ulang tahun organisasi, selalu diadakan kegiatan bhakti sosial berupa pembersihan lingkungan, donor darah, serta memberi santunan fakir miskin melalui sejumlah panti asuhan, yang disaksikan oleh Departemen Sosial setempat, dan pengobatan cuma-cuma secara massal.

Di Depok (Jawa Barat), tempat lahirnya PPS. Panca Daya didirikan Taman Kanak-kanak untuk menampung bagi yang orang tuanya tidak mampu menyekolahkan anaknya, dengan sistem anak angkat yang bapak asuhnya diambil dari sejumlah anggota yang mampu, bersedia, dan tertarik untuk membantu.

Manusia, siapa pun dia dan apa pun agamanya dijadikan berdasarkan peraturan yang sama dan dibekali dengan perlengkapan yang sama pula, diperlakukan berdasarkan hukum-hukum yang sama, serta diberi kesempatan yang sama pula. Jadi Tuhan tidak mengenal diskriminasi.

Mengingat akan hal-hal telah diuraikan di muka, maka Aturan Kejadian mengandung persamaan dan pemerataan. Ia menunjukkan adanya kebenaran hakiki. Akibat adanya kebenaran hakiki disebut Keadilan.

Tuhan menjadikan berdasarkan kasih. Kasih sifatnya memberi demi yang dikasihinya. Orang yang memberi akan menerima. Semakin banyak orang memberi, semakin banyak ia akan menerima, untuk itu disarankan supaya lebih banyak memberi.

Mengikuti Aturan Kejadian berarti menerapkan kasih. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka yang kaya harus membantu yang masih dalam kekurangan, yang kuat menolong yang lemah, yang telah memperoleh penerangan batin memberi penyuluhan kepada mereka yang masih dalam kegelapan jiwa.

Memberi itu tidak harus berupa materi. Senyum manis pun merupakan pemberian yang cukup berharga bagi orang yang membutuhkannya. Jadi semiskin-miskinnya seseorang selalu ada saja yang dapat diberikan. Setidak-tidaknya doa! Setiap kali kita menerima, apa pun rupa, warna, wujud, dan namanya, wajib dibalas, paling tidak dengan doa.

Orang yang memberi adalah orang yang mempunyai kelebihan dalam hal tertentu. Tidak seorang pun akan menjadi miskin karena memberi. Menurut hukumnya, apa pun yang diberikan kepada orang lain, pasti akan kembali lagi modal dan bunganya kepada sumbernya. Contoh-contoh berikut di bawah ini kiranya dapat meyakinkan akan kebenarannya!

Kalau kita melempar sebuah batu ke dalam kolam, maka sentuhan batu dengan air akan menimbulkan gelombang yang senantiasa membesar dan membesar dan pada suatu waktu akan terdapat titik balik. Tenaga yang sama akan kembali lagi ke titik di mana batu tadi terjatuh. Jadi kalau kita mengirimkan pikiran pikiran yang indah dan penuh kasih ke seluruh alam semesta, pada suatu saat setelah singgah di mana-mana pasti akan kembali lagi kepada kita berlipat ganda. Apakah itu mengenai hal-hal yang positif maupun negatif. Hukumnya sama!
Contoh lain, sumur yang sering ditimba, airnya bukan mengering, tetapi sumbernya bertambah besar dan airnya bahkan semakin melimpah.

Karena Tuhan menjadikan tiap sesuatu berdasarkan kasih, maka sekalipun kita bergerak di bidang beladiri, motto perguruan kita adalah:
“Aku Selamat, Orang Lain pun Selamat”.
Dengan mengerti, menguasai dan mewujudkan Aturan Kejadian dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadirkan Tuhan di tengah-tengah kita dalam wajah HIDUP, KEBENARAN, KASIH. Maka Hidup, Kebenaran, Kasih kita angkat sebagai salam perguruan.

Aturan Kejadian dinyatakan sebagai jalan yang lurus oleh Tuhan
Apabila kita menarik sejumlah garis di antara dua titik, maka hanya akan terdapat satu garis yang lurus. Garis-garis yang lain adalah bengkok. Itu berarti bahwa jalan yang lurus itu tunggal. Apabila kita bepergian dari satu tempat ke lain tempat, jalan lurus adalah jalan yang terpendek, sehingga dapat menyingkat waktu, menghemat tenaga dan biaya.

Hidup manusia diibaratkan suatu perjalanan, mengapa demikian? Karena sejak Adam manusia sudah meninggalkan (wilayah kekuasaan/ pemerintahan) Tuhan dan berkelana sebagai musafir di negeri asing.

Sesungguhnya pernyataan-pernyataan demikian itu hanya merupakan suatu perumpamaan. Jadi kita harus
menemukan arti yang tersirat (mutasyabiat). Namun, pada umumnya diterima menurut arti tersurat (muhkamat), seolah-olah perjalanan tersebut terjadi dari satu tempat ke tempat yang lain.

Pikiran yang menggambarkan perjalanan tersebut seolah-olah berlangsung dari satu tempat ke lain tempat, termasuk pikiran duniawi (
mortal mind). Dalam hal ini pikiran hanya bergerak sebatas ruang waktu. Dunianya disebut dunia yang fana atau dunia kesementaraan. Dunia ini pula yang dilukiskan sebagai negeri asing, sedangkan mereka yang hidup di dalamnya digambarkan sebagai musafir.

Seorang musafir adalah ia yang meninggalkan kampung halaman sendiri dengan merantau di negeri orang lain dan pada suatu waktu tentu akan rindu serta pulang ke kampung halamannya sendiri.

Dalam pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa, kembali ke kampung halaman sendiri maksudnya
kembali ke wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan, yang sejak Adam sudah ditinggalkannya. Meninggalkan wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan itu sama halnya dengan meninggalkan Tuhan. Itu sebabnya, maka harus kembali kepadaNya. Apabila dikaji lebih lanjut, hal itu berarti, bahwa sejak peristiwa tersebut manusia kemudian hidup terpisah dari Tuhan (apart from God). Ada jarak yang memisahkan keduanya. Kenyataan ini membuat manusia hanya beriman dari jauh tanpa menerima janji Allah. Selanjutnya manusia hidup dengan bersandar pada kesanggupan dan kemampuan sendiri yang terbatas.

Kita tahu bahwa Aturan Kejadianlah yang dijadikan ikatan janji antara manusia dengan Tuhan dan yang berlaku di wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan. Maka aturan itulah yang oleh Tuhan diperintah memelihara sebaik-baiknya sebagai tali Allah atau tali silaturakhmi denganNya, tali persaudaraan/perdamaian
antar sesama makhluk pada umumnya dan antara sesama manusia khususnya.

Jadi dengan mengikuti aturan tersebut secara konsekuen sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Tuhan, kita memenuhi janji terhadapNya. Oleh karena itu, kita berhak untuk memperoleh kemenangan yang telah dijanjikan olehNya. Artinya kita berhak untuk menggunakan tenaga dalam sejati untuk memperoleh sukses dalam hidup, apa pun profesinya kita masing-masing di tengah-tengah masyarakat. Kesehatan kita akan dipelihara, keselamatan kita dilindungi, dan segala kebutuhan hidup kita dijamin oleh Tuhan.

Tenaga dalam sejati itu menembus ruang dan waktu. Maka dengan melaksanakan aturan tersebut kita tumbuh di atas hidup yang konvensional dan kembali di bawah naungan pemerintahan Tuhan
. Dengan itu kita kembali sebagaimana kita dijadikan pada mulanya. Dengan kata lain, kita kembali kepada fitrah kita sebagai manusia.

Aturan Kejadian yang oleh Tuhan dinyatakan sebagai jalan yang lurus, mengarahkan iman agar seseorang tidak sesat jalan. Dengan itu ia beriman seijin Allah
. Apabila sebelumnya bersandar pada kesanggupan dan kemampuan diri sendiri yang terbatas, kemudian ia bersandar pada kekuasaan Tuhan yang tiada batas.

Kenyataan demikian itu akan meningkatkan kapasitas, kreativitas, dan produktivitas seseorang, sehingga diharapkan dapat menghasilkan karya-karya yang berguna bagi kepentingan umat manusia. Menurut seorang yang berkompeten di bidangnya dikatakan, bahwa sekarang ini orang pada umumnya menggunakan 5% dari potensi yang ada pada dirinya, sedangkan seorang yang paling jenius tidak lebih dari 15%. Sekalipun demikian, manusia sudah dapat menggunakan teknologi yang canggih. Dengan meningkatnya kapasitas yang tersedia dalam diri, berkat bimbingan Allah seseorang akan dapat menghasilkan karya-karya yang lebih canggih dan manusiawi.

Itulah hakekat hijrah, seorang berhijrah kepada Tuhan! Ia tidak lagi hanya sekedar beriman, tetapi ia beriman dan berpindah
.

Pandangan hidup manusia pada umumnya hanya mengandalkan interpretasi sendiri secara kolektif yang disebut paham. Paham inilah yang membuat manusia hidup bergolong-golongan, di mana setiap golongan menganggap benar hanya yang ada pada golongan masing-masing. Paham (isme) inilah yang membuat agama yang sama terpecah belah dalam berbagai paham atau sekte-sekte tertentu.

Aturan Kejadian itu kekal dan universal
. Jadi seorang berpegang teguh pada aturan tersebut pasti merubah pola berpikirnya dan oleh karena itu juga pandangan hidupnya, dari yang individual ke universal. Sikap jiwanya pun berubah dari yang egoistis ke altruistis.

Kesimpulan
Manusia terdiri dari jiwa dan raga, tetapi jiwalah yang menjadi sumber dari segala
kegiatan.
Ajaran yang disampaikan di PPS. Panca Daya berkisar pada Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Allah. Sifatnya Rohaniah, Kekal, Universal, dan Mutlak.

Melalui Aturan Kejadian Tuhan mempunyai rencana yang indah dan sempurna demi kepentingan
umat manusia.

Fungsi Aturan Kejadian adalah alat untuk
mewujudkan Tauhid, yaitu untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari antar sesama manusia, siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya.

Aturan Kejadian tidak ada habis-habisnya untuk digali untuk menemukan nilai-nilai baru dalam hidup sebagai pengisi jiwa dan untuk diwujudkan dalam menjalankan dharmanya hidup.
Mengingat akan hal tersebut di atas, dengan mengerti, mengusai dan mewujudkan Aturan Kejadian dalam kehidupan sehari-hari maka:
1. Hubungan kita dengan Tuhan tidak akan pernah terputus untuk selama-lamanya. Kenyataan ini penting sekali, karena saat-saat di mana hubungan itu terputus adalah saat-saat yang berbahaya, karena kita akan kehilangan hak perlindungan dan jaminan dariNya.
2. Kita dijadikan partner Allah untuk ikut membangun dunia.
3. Kita ikut menciptakan perdamaian di muka bumi.

Sejak jaman Renaisans orang barat sudah mulai mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan visi sekuler. Kesementaraan/perubahan dianggap sebagai satu-satunya azas kemenjadian. Kenyataan inilah yang melahirkan ilmu pengetahuan yang berkotak-kotak. Ada unsur yang terlupakan. Ilmu pengetahuan kehilangan jangkarnya pada Yang Mutlak. Apabila kenyataan tersebut kita biarkan terus berlangsung, bukan tidak mungkin bahwa
teknologi yang canggih akhirnya akan menjadi bumerang yang akan menghancurkan umat manusia sendiri.

Perubahan adalah ciri dari kemajuan. Namun, perubahan-perubahan yang kini sedang berlangsung hanyalah terjadi di permukaan saja. Sedangkan
bidang kejiwaan sedikit pun belum pernah mendapatkan sentuhan yang berarti. Jadi kemajuan yang ada sekarang sebenarnya timpang.

Hanya Aturan Kejadian sebagai aturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan yang dapat membuat keadaan Selaras, Serasi, dan Seimbang
. Pikiran tidak lagi bertolak pada hal-hal yang sudah ada, tetapi pada awal segala kejadian (Womb of all creation). Dengan itu kita membuat perubahan yang mendasar dalam pola berpikir kita. Kenyataan ini selain meningkatkan potensi manusia, juga melibatkan Tuhan dalam segala perbuatan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan karya-karya yang diridhoi olehNya dan khususnya bagi para sarjana diharapkan menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidangnya masing-masing.

Demikian untuk menjadi perhatian adanya!